top of page

Tips Framing Kamera Profesional untuk Rendering Interior & Eksterior

Updated: Jul 11

Yellow tulips in a teal vase on a wooden table, set in a modern kitchen. A spiral pattern overlays the image, creating a harmonious mood.
Source by 2G Academy

Dalam dunia 3D Archviz, penempatan kamera bukan hanya soal teknis, tetapi juga seni dalam memandang ruang. Kamera yang diletakkan sembarangan dapat menghasilkan gambar yang tidak komunikatif, tidak proporsional, atau bahkan membuat desain terlihat lebih buruk dari yang sebenarnya.

Artikel ini mengulas cara framing kamera yang tepat untuk rendering interior dan eksterior, lengkap dengan prinsip visual, pengaturan teknis, serta referensi sudut favorit para profesional.


1. Aturan Dasar Framing: Rule of Third, Leading Line, & Symmetry

📌 Rule of Third

Bagi viewport menjadi 9 bagian (3x3 grid). Tempatkan elemen penting seperti pintu, jendela, atau titik fokus furnitur pada perpotongan garis grid. Ini menciptakan keseimbangan visual dan membuat komposisi lebih menarik.

📌 Leading Line

Manfaatkan elemen arsitektur seperti lantai, plafon, jendela, dan dinding untuk “menuntun mata” ke arah titik fokus. Garis-garis ini sebaiknya mengalir secara natural dari tepi frame menuju elemen utama.

📌 Symmetry

Khusus untuk ruang dengan desain simetris (misalnya foyer, hallway, kamar mandi), posisikan kamera tepat di tengah. Simetri akan menonjolkan ketegasan desain dan memberikan kesan elegan.

2. Safe Frame (Shift + F) dan Dampaknya pada Render Akhir

Safe frame adalah fitur yang menunjukkan batas sebenarnya dari area render. Tanpa mengaktifkannya, kamu bisa salah dalam framing—karena apa yang terlihat di viewport tidak sesuai dengan hasil akhir render.

Mengapa Safe Frame Harus Diaktifkan?

  • Memastikan komposisi tetap presisi sesuai output

  • Mencegah pemotongan elemen penting di tepi gambar

  • Mengontrol rasio aspek (16:9, 4:3, square) secara visual

Tips:

  • Di 3ds Max: tekan Shift + F

  • Di Blender: aktifkan “Camera View” + centang “Passepartout”

  • Di D5 Render: kamera otomatis menampilkan rasio safe frame

3. Field of View (FOV) yang Tepat untuk Interior vs Eksterior

FOV menentukan seberapa luas area yang dapat dilihat oleh kamera. Memilih FOV yang salah dapat membuat ruangan tampak tidak realistis (misalnya: terlalu besar atau melengkung).

Area

FOV yang Tepat

Catatan

Interior Kecil

30° – 40°

Hindari distorsi

Interior Luas

40° – 55°

Pastikan safe frame tetap proporsional

Eksterior

50° – 75°

Dapat lebih lebar untuk menangkap bangunan

Jangan terlalu fokus pada FOV besar hanya untuk “memasukkan semua ke dalam frame”. Komposisi yang fokus dan rapi jauh lebih efektif untuk presentasi.

Modern, minimalist home interior with wood accents, blue chairs, white island kitchen, open living space, greenery, and gold decor elements.
Source by 2G Academy

4. Posisi Kamera untuk Menghindari Distorsi

Distorsi dapat mengganggu persepsi ruang—dinding terlihat miring, plafon tertarik, atau proporsi objek menjadi aneh. Hal ini terjadi jika:

  • Kamera ditempatkan terlalu dekat

  • FOV terlalu besar

  • Sudut kamera terlalu ekstrem (terlalu tinggi/rendah/miring)

Tips:

  • Letakkan kamera pada tingkat mata manusia (sekitar 150–160 cm)

  • Pastikan kamera horizontal (tidak miring ke atas/bawah)

  • Untuk tampilan sudut tinggi, gunakan isometrik atau bird-eye hanya jika diperlukan (misalnya untuk visualisasi tata letak ruangan)

Modern kitchen with wood and concrete elements, blue chairs around a table with a vase of yellow flowers. A staircase with warm lighting above.
Source by 2G Academy

5. Studi Kasus: Sudut Favorit Profesional dalam Proyek Interior

Berikut adalah sudut yang sering dipilih oleh 3D artist profesional:

💡 Ruang Tamu:

  • Pengambilan gambar setinggi mata dari sudut ruangan menuju titik fokus (TV, sofa utama)

  • Sudut lebar sedikit (35–45° FOV) untuk memberikan kesan luas

💡 Kamar Tidur:

  • Kamera dari sudut bawah tempat tidur mengarah ke jendela

  • Menekankan pencahayaan alami dan penataan interior

💡 Dapur:

  • Pengambilan gambar terpusat pada island atau countertop

  • Kamera sejajar dengan permukaan kerja

💡 Kamar Mandi:

  • Lensa lebar terbatas (30–40°), fokus pada pencahayaan dan material

  • Hindari pantulan kaca langsung ke kamera


Kesimpulan

Menentukan posisi dan framing kamera merupakan dasar dari visual storytelling dalam Archviz. Dengan memahami prinsip framing dan teknik seperti FOV, safe frame, serta referensi sudut profesional, kamu dapat:

  • Menyampaikan desain dengan lebih jelas dan meyakinkan

  • Meningkatkan kualitas estetika render

  • Mempercepat persetujuan dari klien


mau latihan langsung? kamu bisa cek link dibawah ini ya!

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page