Cara Menggabungkan Arsitektur Tradisional dan Desain Modern Secara Estetik dan Fungsional
- Rianti HaifaK
- Jul 10
- 3 min read
Updated: Jul 11

Arsitektur tradisional menyimpan kekayaan nilai budaya, kearifan lokal, serta respons ekologis yang sangat relevan dengan tantangan desain masa kini. Namun, pertanyaannya adalah: bagaimana cara mengintegrasikan unsur tradisional dalam arsitektur kontemporer tanpa membuatnya terlihat kuno atau hanya sebagai “tempelan” ornamen?
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi cara penggunaan elemen-elemen tradisional secara bijak, estetis, dan kontekstual bukan sekadar sebagai gaya, tetapi sebagai narasi yang menyatu dengan ruang.

1. Adaptasi Bentuk Atap, Ventilasi Silang, dan Penggunaan Kayu
Arsitektur tradisional Indonesia sangat sesuai dengan iklim tropis yang panas, lembap, dan penuh tantangan angin-musim. Tiga elemen utama yang dapat diterapkan secara modern adalah:
Bentuk Atap Tradisional
Atap Joglo, Limasan, dan Bagonjong tidak hanya menawan tetapi juga fungsional:
Mengalirkan air hujan dengan cepat
Menciptakan ruang sirkulasi udara alami
Memberikan hierarki ruang secara visual
Inspirasi Modern:
Gunakan bentuk atap tradisional sebagai massa atap utama, kemudian aplikasikan material modern seperti zinc, kayu laminasi, atau bahkan solar tiles.
Ventilasi Silang (Cross Ventilation)
Rumah tradisional selalu memperhatikan arah angin. Jendela besar di dua sisi bangunan menciptakan aliran udara pasif.
Inspirasi Modern:
Desain bukaan yang saling berhadapan, louver kayu, dan skylight dapat digunakan untuk menciptakan sirkulasi alami yang efisien dan hemat energi.
Penggunaan Kayu & Material Alami
Tidak hanya untuk struktur, tetapi juga sebagai elemen visual yang hangat dan humanis.
Inspirasi Modern:
Gunakan finishing kayu alami untuk aksen dinding, plafon, atau kisi-kisi.
Dapat diganti dengan material alternatif seperti wood-patterned composite yang lebih tahan cuaca.
2. Studi Kasus: Hotel, Villa, atau Resort yang Menggabungkan Desain Tradisional
📍 Capella Ubud, Bali
Mengombinasikan struktur tenda kolonial dengan sentuhan arsitektur Bali dan Jawa
Ornamen kayu, bentuk atap, dan interior klasik diterapkan tanpa mengorbankan kenyamanan modern

📍 Amanjiwo, Borobudur
Desain simetris terinspirasi dari Candi Borobudur
Penggunaan batu lokal, lorong berkolom, dan lanskap alam sebagai elemen utama

📍 Plataran Resort & Villas
Banyak menggunakan elemen rumah Joglo sebagai lobby, lounge, atau villa pribadi
Interior memadukan heritage Jawa dan modern tropical minimalism
Insight:
Hotel dan resor yang sukses memadukan elemen tradisional selalu memulai dari konteks lokal—tidak hanya mengadopsi bentuk estetika, tetapi juga filosofi dan materialnya.

3. Arsitektur Tropis Modern dengan Cita Rasa Budaya Lokal
Gaya tropical modern sangat sesuai untuk Indonesia dan Asia Tenggara. Ketika dipadukan dengan elemen tradisional, hasilnya bisa hangat, elegan, dan sangat kontekstual.
Ciri-Ciri Tropis Modern:
Atap tinggi dan overhang besar
Bukaan besar untuk pencahayaan dan ventilasi
Material alami: batu, kayu, rotan
Warna bumi dan tekstur alami
Sentuhan Tradisional:
Pintu ukir bergaya etnik
Furnitur dengan siluet klasik (kursi gebyok, meja betawi)
Aksen tekstil: tenun ikat, batik, songket dalam bentuk upholstery
Hasil akhir? Sebuah arsitektur yang terasa lokal namun tetap modern.

4. Menghindari Sekadar “Tempelan Ornamen” — Pentingnya Pendekatan Kontekstual
Salah satu kesalahan umum dalam mengintegrasikan desain tradisional adalah mengambil ornamen khas daerah dan menempelkannya pada bangunan modern tanpa makna. Hal ini justru membuat desain terasa tidak kohesif.
Yang harus diperhatikan:
Fungsi: Apakah elemen tersebut memiliki fungsi nyata (seperti atap untuk ventilasi)?
Skala: Hindari menempelkan ukiran Joglo pada bangunan beton tanpa menyesuaikan proporsinya
Narasi: Apakah elemen tersebut memiliki cerita? Apakah klien atau pengguna dapat merasa terhubung?
✅ Solusi:
Lakukan riset budaya lokal melalui wawancara, observasi, atau studi literatur
Berkerja sama dengan seniman lokal atau pengrajin untuk interpretasi modern
Gunakan elemen tradisional sebagai inspirasi bentuk dan struktur, bukan sekadar hiasan
✅ Kesimpulan
Mengintegrasikan arsitektur tradisional ke dalam era modern tidak berarti kembali ke masa lalu. Sebaliknya, ini adalah usaha untuk melestarikan nilai-nilai lokal dengan bahasa desain yang lebih segar, relevan, dan berkelanjutan.
Melalui pendekatan yang kontekstual, elemen seperti atap, kayu, ventilasi, dan filosofi desain dapat menjadi kekuatan visual sekaligus spiritual dalam proyek-proyek masa kini. Kalo kamu mau belajar lebih banyak, mungkin kamu bisa coba belajar di link dibawah ini! https://bio.2gacademy.net/
Comments